Cerpen

Di sebuah desa kecil, berdiri sebuah Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) bernama Fastabiqul Khairat. Setiap malam, anak-anak berkumpul di sana untuk belajar mengaji. Salah satu santri adalah Zul, seorang anak berusia 13 tahun. Zul memiliki mimpi besar ; ia ingin diwisuda di TPA tersebut.

Namun, perjalanan Zul tidak mudah. Ia mulai belajar mengaji lebih lambat daripada teman-temannya. Huruf-huruf hijaiyah terasa sulit dikuasai, dan ia sering salah dalam membaca. Meski begitu, Zul tidak pernah menyerah.

“Zul, kamu bisa kok kalau terus berusaha,” kata Kak Mail, guru yang selalu menyemangatinya.

Setiap hari, berlatih membaca Al-Qur'an di rumah. Ia sering mengulang-ulang bacaan, Ibunya selalu mendukungnya.

“Doa Ibu selalu menyertaimu, Nak. Belajar yang rajin, ya,” ucap Ibunya sambil membelai kepalanya.

Bulan demi bulan berlalu. Zul mulai lancar membaca Al-Qur'an. Ia juga hafal beberapa surat pendek dan tajwidnya semakin baik. Ketika Kak Mail mengumumkan bahwa Munaqosyah Daerah Santri akan diadakan dua bulan lagi, Zul bertekad memberikan yang terbaik.

Melihat kesungguhan Zul, teman-teman santri lainnya berinisiatif membantu. Mereka bergantian mengajarinya menghafal surat-surat Al-Qur'an di sela-sela waktu belajar. Dukungan itu membuat Zulkarnain semakin semangat.

Di saat ujian tiba, Zul dapat melalui semua ujian dengan hasil yang terbaik namun saat ini belum bisa menjadi santri terbaik walaupun semua hasil baik tanpa remedial tapi itu belum cukup dan sekarang 18 hari lagi Zul akan diwisuda

"THANK YOU TELAH MEMBACA CERPEN BY SANTRI TPA FASTABIQUL KHAIRAT YANG BERNAMA MUHAMMAD ZULKARNAIN SYAH"